Monday, November 10, 2014
On 7:18 AM by LPM Mercusuar UNAIR in opini No comments
Mahasiswa adalah intelektual muda dengan ide-ide
baru yang masih segar, juga pemikir baru dengan idealisme yang masih dijunjung
tinggi. Itulah mengapa mahasiswa disebut sebagai agent of change, agen perubahan. Berdiri diluar sebuah sistem
pemerintahan dan masyarakat, pemikiran-pemikiran yang kritis mulai lahir dan
menggerakkan masyarakat menuju arah yang dirasa lebih baik, serta melakukan
kontrol terhadap pemerintahan. Aktivis mahasiswa yang tidak hanya duduk diam di
dalam kelas dan belajar, namun menaruh perhatian pada kehidupan disekitarnya.
Dari tahun ke tahun, generasi ini tumbuh menjadi generasi yang acuh dan egois.
Mengesampingkan tanggung jawab sosialnya untuk mengejar nilai di atas kertas.
Mahasiswa kemudian menjadi jauh dengan rakyat, tempatnya berasal. Asing satu
sama lain. “Mahasiswa bukan bagian dari kami.”
Ada segelintir kecil mahasiswa yang masih peka dan
peduli dengan permasalahan-permasalahan disekitarnya. Mereka berdiri di depan
gedung-gedung pemerintahan, menyuarakan protes dan pemikirannya dengan toa agar
mampu didengar. Mereka masih ada, orator-orator
yang berani itu masih ada di depan mata. Yang menjadi sangat langka
adalah pemikir yang lebih berani dari orator. penulis yang menelurkan
pemikirannya menjadi tulisan, yakni penggerak yang langsung menembus kepala
orang-orang dengan gagasan dan pemikirannya. Suara hanya mampu terdengar saat
itu, namun tulisan ‘abadi’. Soe Hok Gie menjadi dikenal banyak mahasiswa bahkan
bertahun-tahun setelah kematiannya. Ini karena dia menuliskan pemikirannya.
Tulisannya mampu membawa orang-orang menyelami pemikirannya, untuk itu Soe Hok
Gie masih hidup hingga saat ini. Namanya masih disebut-sebut dalam
diskusi-diskusi mahasiswa, bahkan dalam forum lintas disiplin ilmu. Dan kepada
generasi ini, dimana menulis tidak lagi menjadi budaya, apakah generasi
intelektual ini akan menua bersama umur dan mati bersama jasadnya?
Sebagai generasi televisi dan berbagai macam sosial
media, generasi ini dimanjakan oleh perkembangan teknologi, dibuai oleh
informasi yang terus datang dari segala arah, kita diuji dengan kemalasan,
begitupun yang menjangkiti mahasiswa saat ini. Kondisi inilah yang menjadi nazak intelektualitas, dimana sebuah generasi
begitu dekat dengan kematian budaya menulis, membaca, dan berdiskusi. Hal ini
dapat dilihat dari keaktifan pers kampus dan fakultas, salah satu cerminan dari
pemikiran-pemikiran kritis mahasiswa. Juga perpustakaan yang mulai sepi, atau
bahkan ramai namun bukan pada fungsi utamanya, melainkan sebagai tempat nyangkruk dan istirahat saat jeda kelas,
atau bahkan sarana berburu wifi dan
‘amunisi’ gadget. Jika virus ini
terus menjangkiti mahasiswa, kita tidak akan meninggalkan apa-apa pada generasi
selanjutnya, tidak akan dikenang atau bahkan dikenal. Dan pada saat yang
bersamaan, mereka akan bertanya apakah generasi kita pernah ada? Ahalla Tsauro,
Wakil Divisi Redaksi LPM Mercusuar, saat memberi materi peliputan berita dalam
acara Upgrading berkata, “Kalau
Descartes berkata je pense donc je suis, yang artinya aku berpikir maka aku
ada, sekarang ganti je vous écris donc je suis, aku menulis maka aku ada.”
Semoga dengan ini, budaya menulis, membaca, dan
berdiskusi dalam mahasiswa akan hidup kembali. Menciptakan generasi mahasiswa
dimana buku, e-book, dan jurnal menjadi konsumsi rutin. Generasi mahasiswa dimana
pers mahasiswa hidup dan aktiv untuk terus menghasilkan buletin dan majalah
yang kritis. Generasi mahasiswa dimana pemikiran-pemikiran mahasiswa mengisi
kolom-kolom opini buletin nasional. Generasi mahasiswa dimana sosial media merupakan
sarana untuk bertukar gagasan dan pikiran-pikiran kritis. Hanya dengan itu ide
dapat memiliki kaki, berjalan-jalan dipikiran pembaca, dan menembak ratusan
bahkan ribuan kepala. Hanya dengan itu generasi ini akan ‘abadi’, tidak lantas
mati bersama jasadnya.
(Ditulis
Oleh, Chusnul Chotimmah, Mahasiswi Ilmu Politik Universitas Airlangga dan Sekretaris
Umum LPM Mercusuar Universitas Airlangga)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Popular Posts
-
Pers Pada Orde Lama Orde lama berjalan antara tahun 1945-1966. Pers orde lama dimulai ketika Indonesia merdeka. Wartawan Indonesia m...
-
(Kampus C) LPM Mercusuar Universitas Airlangga pada Kamis (23/10) siang mengadakan kunjungan dalam rangka silaturahmi ke Rektorat ...
-
Pengurus (Dok.LPM Mercusuar) LPM Mercusuar UNAIR memiliki 5 Divisi yang terbagi berdasarkan area dan job desk nya masing-masing. 5 ...
-
Keputusan mengenai penutupan mendadak pada Senin (5/1) oleh Perpustakaan UNAIR kini sudah berubah dan kembali seperti sedia kala. Perpu...
-
*Menjelang Peringatan Hari Reformasi (21 Mei) Ada saat dimana masyarakat mulai terbuka dan berani muncul ke hadapan publik sebagai ger...
Recent Posts
Categories
- 10 November
- 2014-2015
- apa itu LPM MERCUSUAR UNAIR
- Artistik
- BEM FE UI
- BEM UNAIR
- Buletin
- Buletin Mercusuar
- eksternal
- Hari Pahlawan
- Hiburan
- Humas
- Idang Rasjidi Syndicate
- Info
- investigasi
- Isu
- Jawa Pos
- JGTC
- kajian
- Kampus
- Kampus C Unair
- kegiatan
- Kepahlawanan
- Kunjungan institusi
- kunjungan Jawa Pos
- Kunjungan Tempo Biro
- Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Airlangga
- liputan
- Litbang
- LPM Mercusuar Unair
- Mahasiswa Unair
- Mercusuar
- new release
- opini
- OPREC
- Oprec Mercusuar
- Pengumuman
- Perpustakaan UNAIR
- pers mahasiswa
- Perusahaan
- Redaksi
- Rekrutmen Terbuka
- Rektorat Unair
- Sejarah pers UNAIR
- Seminar.LPM Mercusuar Unair
- Seputar MERCUSUAR
- Struktur Kepengurusan LPM Mercusuar Universitas Airlangga
- Struktur LPM Mercusuar
- Suara Airlangga
- SUGA
- Surabaya
- UNAIR
- UNAIR Library
- Universitas Airlangga
- update
- Warga Bicara
- wawancara
Sample Text
Blog Archive
-
▼
2014
(31)
-
▼
November
(9)
- Kunjungan ke Tempo Biro Surabaya
- Kunjungan Lpm Mercusuar Unair ke Jawa Pos
- Buletin Edisi November
- The 37th Jazz Goes To Campus Roadshow Surabaya
- Seminar IPPI Jawa Timur
- Warga UNAIR Bicara
- Hari ini di Mataku – 10 November
- Generasi yang Tak Lagi Dikenal, Generasi yang Akan...
- Kepahlawanan Dulu, Kini dan Aktualisasi Diri
-
▼
November
(9)
Labels
- 10 November
- 2014-2015
- apa itu LPM MERCUSUAR UNAIR
- Artistik
- BEM FE UI
- BEM UNAIR
- Buletin
- Buletin Mercusuar
- eksternal
- Hari Pahlawan
- Hiburan
- Humas
- Idang Rasjidi Syndicate
- Info
- investigasi
- Isu
- Jawa Pos
- JGTC
- kajian
- Kampus
- Kampus C Unair
- kegiatan
- Kepahlawanan
- Kunjungan institusi
- kunjungan Jawa Pos
- Kunjungan Tempo Biro
- Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Airlangga
- liputan
- Litbang
- LPM Mercusuar Unair
- Mahasiswa Unair
- Mercusuar
- new release
- opini
- OPREC
- Oprec Mercusuar
- Pengumuman
- Perpustakaan UNAIR
- pers mahasiswa
- Perusahaan
- Redaksi
- Rekrutmen Terbuka
- Rektorat Unair
- Sejarah pers UNAIR
- Seminar.LPM Mercusuar Unair
- Seputar MERCUSUAR
- Struktur Kepengurusan LPM Mercusuar Universitas Airlangga
- Struktur LPM Mercusuar
- Suara Airlangga
- SUGA
- Surabaya
- UNAIR
- UNAIR Library
- Universitas Airlangga
- update
- Warga Bicara
- wawancara
archive
-
▼
2014
(31)
-
▼
November
(9)
- Kunjungan ke Tempo Biro Surabaya
- Kunjungan Lpm Mercusuar Unair ke Jawa Pos
- Buletin Edisi November
- The 37th Jazz Goes To Campus Roadshow Surabaya
- Seminar IPPI Jawa Timur
- Warga UNAIR Bicara
- Hari ini di Mataku – 10 November
- Generasi yang Tak Lagi Dikenal, Generasi yang Akan...
- Kepahlawanan Dulu, Kini dan Aktualisasi Diri
-
▼
November
(9)
0 comments:
Post a Comment