Friday, November 14, 2014
On 2:26 PM by LPM Mercusuar UNAIR in eksternal, Info, kegiatan, liputan, Mahasiswa Unair, Seminar.LPM Mercusuar Unair, UNAIR, update No comments
Surabaya
– Sekilas tidak ada yang berbeda dari
areal BPPNFI di Jl. Gebang Putih No 10, Sukolilo
Surabaya. l. Namun apabila diamati di pojok kanan
gerbang, terdapat satu banner sambutan “Selamat datang kepada peserta seminar
kebangsaan”. Siang (14/11) pukul 13.00, beberapa anggota LPM Mercusuar memenuhi
undangan dalam kehadiranya pada Seminar "Memaknai Keindonesiaan dengan Mengoptimalkan Kearifan Lokal sebagai
Gerakan Sosial" yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah IPPI (Ikatan
Putra-Putri Indonesia) Regional Jawa Timur. Di dalam areal BPPNFI yang merupakan
kependekan dari Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal Dan Informal ini telah
menghadirkan berbagai utusan dari institusi-institusi. Mulai dari pengamat,
akademisi sampai tokoh-tokoh pemuda dan juga beberapa representasi organisasi
mahasiswa. Telah hadir pula perwakilan dari beberapa kelompok Karang Taruna dan
KNPI Jawa Timur
Seminar yang bertemakan pentingnya kearifan lokal sebagai
suatu format gerakan sosial mengangkat isu mengenai keprihatinan kekinian
tentang urgensi dimunculkanya kembali kearifan lokal sebagai suatu konsep yang
menjelaskan identitas, yang selama ini justru semakin hilang dan diabaikan. Dibuka
oleh sambutan dari Ketua Pengurus Wilayah IPPI Jawa Timur, Mas Wahyu Kuncoro,
yang juga alumni FISIP UNAIR menerangkan tentang peran pemuda dan gerakan
sosial. Telah hadir Riska Ayu Eka dan Rizaldy Yusuf selaku perwakilan dari LPM
Mercusuar Unair. Pemateri yang pertama adalah bapak Ir.Daniel Rohi, seorang
akademisi yang juga menjabat sebagai salah satu anggota Dewan Pendidikan Jawa
Timur. Pengajar UK Petra yang juga alumni S2 Teknik Elektronika di salah satu
Universitas di Malaysia itu menuturkan bahwa
sekarang, lokalitas bersama kearifan lokal, dihadapkan untuk bertahan
dan resisten terhadap tantangan global dewasa ini. Bangsa Indonesia tentu tidak
bisa dilepaskan dari sejarah bahwa sebenarnya kita adalah bangsa yang memiliki
kekuatan luar biasa. Bangsa Indonesia dihadapkan pada situasi dimana kondisi
global harus memaksa kompetisi yang melatarbelakangi daya persaingan bangsa
harus mampu unggul dan menyeimbangi dinamika dewasa ini, terutama menjelang
ASEAN Community. cara berpikir
orang modern itu harus rasional dan berorientasi kepada ilmu pengetahuan. sedang
tradisional adalah tidak berfokus pada waktu. bagi orang modern, waktu
adalah uang, oleh karena itu waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga.
tapi tidak lantas ketika kita (bangsa Indonesia) menjadi modern, kita
kehilangan identitas lokal kita. Indonesia adalah bangsa dan negeri yang
kaya. kalau kita miskin, tidak mungkin bangsa Belanda dan eropa sampai jauh2
datang, utk menjajah. bangsa Indonesia harus meredefinisikan diri agar
menimbulkan kepercayaan diri sebagai bangsa besar. Indonesia tdk pernah inferior.
Dan ketika dahulu adalah kompetisi material, sedang sekarang adalah perang
pemikiran. siapa yang menguasai pemikiran dan pengetahuan,maka dia akan sukses.
karena kepemilikan hanya sumber daya material saja tanpa adanya kapasitas
pengetahuan, tdk akan cukup. suka atau tidak, realitas dewasa ini adalah
bahwa, globaiisasia dalah fenomena yg tidak bisa dihindari. Intinya,
bahwa kunci dari globalisasi, adalah kompetisi, survivalitas dan persaingan.
yang kuat akan bertahan, yang lemah akan mati, tutur beliau.
Sesi pemateri kedua, yaitu
pak Maksum, beliau pernah menjabat sebagai Pimpinan Redaksi Jawa Pos Group. Seorang
Dosen Luar Biasa di beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Timur yang juga
jurnalis senior ini menjelaskan tentang potensi bibit bibit muda Indonesia,
terutama pemuda-pemudi Jawa Timur yang justru sangat potensial sebagai
kader-kader muda bangsa. Lewat salah satu buku yang dibentuknya bersama Dinas
Pendidikan Jawa Timur, beliau menerangkan betapa potensi daerah itu sangat
dipengaruhi terhadap kepemilikan terhadap pemuda-pemudi potensial dan bagaimana
cara daerah mampu mengelola bibit potensial tersebut untuk kemudian kelak
menjadi kader muda yang berperan memajukan daerahnya masing-masing. “tetapi
sayangnya, setelah mereka meraih prestasi internasional dan mengharumkan
nama daerah terutama Indonesia,
pemerintah tidak memperhatikanya, sehingga tidak jarang mereka kemudian
bersekolah di luar negeri, dan beberapa diantara mereka bahkan tidak pulang
(kembali) ke Indonesia, papar pak Maksum.
Berakhir pada pukul 16.00,
seminar ditutup dengan sesi pertanyaan dan diskusi kritis mengenai kondisi,
pendapat dan tanggapan mengenai cara-cara konkrit menumbuhkan peran pemuda dan
mahasiswa dalam membangkitkan isu-isu pentingnya kearifan lokal di tengah
tantangan zaman dan pembangunaan. (Redaksi LPM Mercusuar)
@Mercusuar_Unair
Mercusuar.unair@gmail.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Popular Posts
-
Pers Pada Orde Lama Orde lama berjalan antara tahun 1945-1966. Pers orde lama dimulai ketika Indonesia merdeka. Wartawan Indonesia m...
-
(Kampus C) LPM Mercusuar Universitas Airlangga pada Kamis (23/10) siang mengadakan kunjungan dalam rangka silaturahmi ke Rektorat ...
-
Pengurus (Dok.LPM Mercusuar) LPM Mercusuar UNAIR memiliki 5 Divisi yang terbagi berdasarkan area dan job desk nya masing-masing. 5 ...
-
Keputusan mengenai penutupan mendadak pada Senin (5/1) oleh Perpustakaan UNAIR kini sudah berubah dan kembali seperti sedia kala. Perpu...
-
*Menjelang Peringatan Hari Reformasi (21 Mei) Ada saat dimana masyarakat mulai terbuka dan berani muncul ke hadapan publik sebagai ger...
Recent Posts
Categories
- 10 November
- 2014-2015
- apa itu LPM MERCUSUAR UNAIR
- Artistik
- BEM FE UI
- BEM UNAIR
- Buletin
- Buletin Mercusuar
- eksternal
- Hari Pahlawan
- Hiburan
- Humas
- Idang Rasjidi Syndicate
- Info
- investigasi
- Isu
- Jawa Pos
- JGTC
- kajian
- Kampus
- Kampus C Unair
- kegiatan
- Kepahlawanan
- Kunjungan institusi
- kunjungan Jawa Pos
- Kunjungan Tempo Biro
- Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Airlangga
- liputan
- Litbang
- LPM Mercusuar Unair
- Mahasiswa Unair
- Mercusuar
- new release
- opini
- OPREC
- Oprec Mercusuar
- Pengumuman
- Perpustakaan UNAIR
- pers mahasiswa
- Perusahaan
- Redaksi
- Rekrutmen Terbuka
- Rektorat Unair
- Sejarah pers UNAIR
- Seminar.LPM Mercusuar Unair
- Seputar MERCUSUAR
- Struktur Kepengurusan LPM Mercusuar Universitas Airlangga
- Struktur LPM Mercusuar
- Suara Airlangga
- SUGA
- Surabaya
- UNAIR
- UNAIR Library
- Universitas Airlangga
- update
- Warga Bicara
- wawancara
Sample Text
Blog Archive
-
▼
2014
(31)
-
▼
November
(9)
- Kunjungan ke Tempo Biro Surabaya
- Kunjungan Lpm Mercusuar Unair ke Jawa Pos
- Buletin Edisi November
- The 37th Jazz Goes To Campus Roadshow Surabaya
- Seminar IPPI Jawa Timur
- Warga UNAIR Bicara
- Hari ini di Mataku – 10 November
- Generasi yang Tak Lagi Dikenal, Generasi yang Akan...
- Kepahlawanan Dulu, Kini dan Aktualisasi Diri
-
▼
November
(9)
Labels
- 10 November
- 2014-2015
- apa itu LPM MERCUSUAR UNAIR
- Artistik
- BEM FE UI
- BEM UNAIR
- Buletin
- Buletin Mercusuar
- eksternal
- Hari Pahlawan
- Hiburan
- Humas
- Idang Rasjidi Syndicate
- Info
- investigasi
- Isu
- Jawa Pos
- JGTC
- kajian
- Kampus
- Kampus C Unair
- kegiatan
- Kepahlawanan
- Kunjungan institusi
- kunjungan Jawa Pos
- Kunjungan Tempo Biro
- Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Airlangga
- liputan
- Litbang
- LPM Mercusuar Unair
- Mahasiswa Unair
- Mercusuar
- new release
- opini
- OPREC
- Oprec Mercusuar
- Pengumuman
- Perpustakaan UNAIR
- pers mahasiswa
- Perusahaan
- Redaksi
- Rekrutmen Terbuka
- Rektorat Unair
- Sejarah pers UNAIR
- Seminar.LPM Mercusuar Unair
- Seputar MERCUSUAR
- Struktur Kepengurusan LPM Mercusuar Universitas Airlangga
- Struktur LPM Mercusuar
- Suara Airlangga
- SUGA
- Surabaya
- UNAIR
- UNAIR Library
- Universitas Airlangga
- update
- Warga Bicara
- wawancara
archive
-
▼
2014
(31)
-
▼
November
(9)
- Kunjungan ke Tempo Biro Surabaya
- Kunjungan Lpm Mercusuar Unair ke Jawa Pos
- Buletin Edisi November
- The 37th Jazz Goes To Campus Roadshow Surabaya
- Seminar IPPI Jawa Timur
- Warga UNAIR Bicara
- Hari ini di Mataku – 10 November
- Generasi yang Tak Lagi Dikenal, Generasi yang Akan...
- Kepahlawanan Dulu, Kini dan Aktualisasi Diri
-
▼
November
(9)
0 comments:
Post a Comment